Hari itu aku harus bertemu dengan pak ipang, kami sudah membuat janji di rumah beliau di daerah tanggerang, agak jauh dari kantorku. Aku menemuninya karena sesuatu pekerjaan pada awalnya aku tidak tahu narasumber yang pantas untuk rubric ini. Tapi akhirnya ku temui sosok pak ipang dari blog beliau, merasa tertarik maka ku telpon beliau untuk membuat janji, beliapun menyambut baik maksudku segera ku meluncur kerumahnya ke tanggerang selatan.
Pak Ipang nama panggilan beliau, nama asli beliau adalah Zulfan Dewantara seorang penyandang cacat yang akhirnya mampu keluar dari pintu-pintu ujian yang Allah berikan kepadanya. Dulu beliau memiliki fisik yang normal seperti yang lain dan bekerja di sebuah Bank sebagai internal auditor, kehidupanya sangat bahagia karena ia menikah dengan gadis yang selama ini ia cintai, tapi kehidupan tak semulus kita impikan sampai akhirnya ada sebuah kejadian kecelakaan yang menimpanya, dan ia harus menerima bahwa kedua kakinya tidak mampu lagi untuk berjalan.
Kecelakaan itu terjadi ketika dirinya hendak pulang kerumah orang tuanya, motor yang ia kendarai di tabrak oleh sebuah mobil dari belakang ketika ia berhenti di persimpangan jalan yang macet, iapun terpental ke depan dengan posisi terlentang, pada saat itu ia masih sadarkan diri “Alhamadulillah helm saya kuat, geger otakpun tidak, Cuma kaki itu langsung tidak bisa bergerak”. Selama 5 (lima) bulan ia harus dirawat di Rumah Sakit untuk masa perawatan, pria lulusan STAN ini harus berpindah-pindah rumah sakit. Tentu selama 5 (lima) bulan itu bukanlah hal yang mudah untuk dirinya.
Setelah kecelakan itu ia masih bekerja di Bank dalam kondisi cacat. Pada tahun 1997 terjadi krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan akhirnya ia salah satu orang yang terkena PHK. Ujian yang Allah berikan belumlah selesai, dalam kondisi cacat dan tidak bekerja lagi istrinya meninggalkan dirinya tanpa pesan, selama 2 tahun ia tidak tahu dimana keberadaan istrinya, sampai mereka bertemu kembali di pengadilan agama kerana sang istri menuntutnya cerai “Saya sempat benar-benar down stress saya perlu support malah dia bersikap begitu sama saya” tuturnya.
Karena stress ia menderita sakit-sakitan, selama 2 (dua) tahun pula ia berdiam diri di kamar. Ternyata Allah masih menguji kesabaranya kembali, melihat kondisi beliau seperti itu sang ayah meninggal dunia karena penyakit jantung di tahun 2001.
Titik Balik
Kejadian-kejadian tersebut malah membuat dirinya semakin down, tapi sang ibu dengan kasih sayangnya masih mensupport walau hanya dengan perhatian-perhatian kecil, dan membawa dirinya berobat kemana-mana. Melihat kegigihan ibunya membuat dirinya berusaha untuk bangkit dari segala ketepurukan “Dari situlah saya mendapat kekuatan”, iapun bertekad untuk sembuh tidak ingin lagi melihat sang ibu bersedih dengan berobat ke shinse selama 1 (satu) tahun. Bersyukur kesehatanya semakin membaik.
Dengan semangat baru, Ia mulai menjalani kehidupanya dengan membuka usaha, segala apapun ia coba untuk mendapatkan income, dari hobbynya menonton ia membuka usaha penyewaan VCD dirumah, berbagai macam obat herbal juga Ia jual, pernah juga ia membuka conter di sebuah mal bersama temannya, dan juga ia mencoba memasang iklan jasa di Koran.
Untuk mengembangkan produk-produk yang ia jual dipasaran, ia mengunakan berbagai macam media dari Koran sampai internet, setiap produk yang ia jual terdapat Webnya. Ia melihat produk herbal yang ia jual memiliki peluang yang besar di pasaran, iapun membuat web dengan content berbahasa inggris karena pada saat itu targetnya adalah internasional. Webnya ternyata dikunjungi oleh 15 ribu pengunjung sampai akhirnya ia mendapat orderan dari Malaysia.
“Dalam kondisi seperti ini jangan menyerah, masih banyak jalan yang penting ada kemauan, kita juga harus menambah wawasan dan relasi, kan ada pepatah rezeki datang dari silahturahmi” katanya dengan senyum.
Saat ini bisnis yang masih berjalan lancar adalah usaha konveksi yang ia dirikan bersama istri ke-dua Irma Suryani, dengan bekal semangat dan berpikir positif ia terus berusaha untuk bekerja walaupaun dirumah. Ia berpesan “Apa yang bisa kita lakukan, lakukanlah, dan jangan menyerah sebelum melakukanya karena setiap kesempatan pasti ada harapan dan harapan itu yang membikin hidup kita semangat”.
Itulah kisah nyata dari pak ipang, bahwa hidup haruslah dilandasi segala keikhlasan, walau ujian mendera bukan berarti Allah tak sayang pada kita tapi suatu bentuk ujian yang Allah berikan pada makhluknya agar ia lebih bersabar dan ikhlas. Jika ia bersabar dan ikhlas maka syurga balasanya. Pak ipang yang sempat down dengan perlahan memiliki semangat kembali untuk menjalani hidup karena kasih seorang ibu yang membuatnya harus kembali.
Banyak orang mengeluh atas ujian yang mereka dapatkan, banyak orang berprasangka buruk terhadap Allah karena ujian berat yang mereka terima, dan banyak pula dari kita yang lalai untuk intropeksi diri terhadap ujian yang Allah berikan. Sebuah lika liku cerita kehidupan dan tentu bagaimana kita yang memanage hati dan diri kita untuk menghadapinya.
Dalam Qs; Al Baqoroh:155 “Sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepada kamu sekalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah : 155). Ayat ini pula Allah menguji manusia dari berbagai cara tapi dari ujian-ujian tersebut terselip berita gembira yang luar biasa bagi orang yang bersabar. Orang bersabar bergelar Shabir mereka akan mengeruk pahala seperti mengeruk pasir yang tak terhitung. Subhahanallah.
Cerita ini pernah dipublikasikan di majalah MUZAKKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar